Kerajaan Selimbau: tahun 600 – 1916 M.
Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat
1 Tentang Raja
2 Sejarah
3 Daftar Raja
4 Peta-peta kuno Kalimantan
5 Sumber
1) Tentang Raja
Present Panembahan: Raden Muhammad Asbi Assidiqi
Kommen D. Tick, FB (2016): Panembahan sekarang Selimbau,
Raden Muhammad Asbi Assidiqi, adalah putera dari Raden Husin dan dia kepala
dinasti Selimbau sejak 2004. Puteranya lahir ca. 2007 dan dipanggil Raden Indra
Jaya Negara.
2) Sejarah Kerajaan Selimbau
Di kawasan Kapuas Hulu pernah berdiri berbagai kerajaan
seperti Selimbau, Silat, Jongkong, Suhaid, Bunut, dan Piasa.
Belanda pertama kali datang ke Kerajaan Selimbau di Kapuas
Hulu semasa pemerintahan Panembahan Abbas Surya Negara.
Tujuan kedatangan Belanda pertama itu adalah meminta izin
raja mengusahakan kayu guna mendirikan benteng di Kenerak. Selanjutnya beberapa
kali raja-raja Selimbau mengadakan kontrak politik dengan Belanda; yakni:
• 15 November 1823 semasa pemerintahan Pangeran Soema.
• 5 September dan 25 Desember 1847 semasa pemerintahan
Pangeran Mohammad Abas Suria.
• 27 Maret 1855
• 28 Februari 1880 semasa pemerintahan Pangeran Haji Muda
Agong.
Pada awal abad ke-20, demi memperkecil kemungkinan
perlawanan dan pemberontakan, pemerintah kolonial menghapuskan beberapa
kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Kapuas Hulu juga.
Kerajaan selimbau berakhir pada tahun 1916 dengan digabungkan dengan hindia belanda.
Kerajaan selimbau berakhir pada tahun 1916 dengan digabungkan dengan hindia belanda.
Selimbau sebagai kerajaan Islam
Sejak raja ke-20, Pangeran Sutakusuma Muhammad Jalaludin
memeluk Islam, Selimbau pun menjadi kerajaan Islam dengan nama Kerajaan
Selimbau Darussalam.
Pada masa pemerintahan Raden Muhammad Abbas Suryanegara
inilah masjid ini didirikan. Desain masjid dibuat oleh kerabat kerajaan, yaitu
Pangeran Haji Surapati Nata Setia Wijaya dan Raden Prabu Hayat.
3) Daftar Raja
No Nama Tahun Berkuasa
1 Raja
Abang Bhindu Bergelar Guntur Baju Bindu Kilat Lambai Lalu 600 M
2 Raja
Abang Lidi bergelar Kyai Aji Lidi 600
– 650 M
3 Raja
Abang Tedung I bergelar Kyai Tedung 650
– 710 M
4 Raja
Abang Jamal Megah Sari bergelar Kyai Megat Sari 710
-780 M
5 Raja
Abang Upak bergelar Kyai Pati Agung Nata 780
– 850 M
6 Raja
Abang Bujang bergelar Kyai Natasari 850
– 920 M
7 Raja
Abang Amal 920 – 980 M
8 Raja
Abang Tela bergelar Kyai Agung Jaya 980
– 1040 M
9 Raja
Abang Para bergelar Kyai Ira (Kyai Wira) 1040
– 1100 M
10 Raja Abang
Gunung bergelar Kyai Agung 1100
– 1150 M
11 Raja Abang
Tedung II bergelar Kyai Suryanata 1150 – 1200 M
12 Raja Abang
Idin bergelar Kyai Agung Seri 1200
– 1250 M
13 Raja Abang
Tajak bergelar Kyai Suradila Sri Pakunegara 1250
– 1280 M
14 Ratu Dayang
Payung bergelar Ratu Suryanegera 1280
– 1300 M
15 Raja Abang
Kina bergelar Kyai Agung Natanegara 1300
– 1380 M
16 Raja Abang
Keladi bergelar Kyai Agung Cakra Negara 1380
– 1435 M
17 Raja Abang
Sasap bergelar Kyai Agung Kusuma Negara 1435
– 1490 M
18 Raja Abang
Tela II bergelar Kyai Pati Setia Negara 1490
– 1590 M
19 Pangeran
Kujan bergelar Pangeran Jaya Mangkunegara 1590
– 1640 M
20 Pangeran
Muhammad Jalaludin bergelar Pangeran Suta Kusuma 1640 – 1680 M
21 Abang
Muhammad Mahidin bergelar Raden Suta Negara 1680
– 1730 M
22 Panembahan
Haji Gusti Muhammad Abbas Suryanegara 1730
– 1800 M
23 Panembahan
Haji Muda Agung Pakunegara Gusti Muhammad Saleh 1800
– 1840 M
24 Pangeran
Haji Muda Indra Sri Negara 1840 –
1880 M
25 Panembahan
Gusti Muhammad Usman 1880 –
1925 M
4) Peta Kalimantan kuno
Untuk peta-peta Kalimantan kuno (1570, 1572, 1594, 1601,
1602, 1740, 1747, 1760, 1835), klik di sini.
Peta Kalimantan (Borneo) tahun 1601
5) Sumber
– Sejarah kerajaan Selimbau di Wiki: Wiki
– Sejarah kerajaan Selimbau:
http://dinastyselimbau.blogspot.co.id/
– Sejarah kerajaan Selimbau:
http://longsani.blogspot.co.id/2014/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
– Sejarah kerajaan Selimbau:
http://ace-informasibudaya.blogspot.co.id/2011/04/kerajaan-selimbau.html
– Daftar Raja
Selimbau:
http://longsani.blogspot.co.id/2014/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
– History: link
Sumber : sultansinindonesieblog
No comments:
Post a Comment