Makam Putri 7 Bintan Bukti Besarnya Kerajaan Melayu
Sejarah kebudayaan melayu dan peninggalan-peninggalan sejarah
melayu di Bintan banyak dijumpai. Tak mengherankan apabila Kabupaten Bintan,
Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan kebudayaan melayunya. Banyak peninggalan sejarah di tanah bunda melayu ini bisa dijumpai. Tokoh masyarakat lokal maupun sejarawan menyatakan bahwa Kabupaten Bintan merupakan awal dari sejarah
Kerajaan Melayu yang menyebar hingga Malaka.
Bahkan sebagian lagi berpendapat,
Kerajaan Kota Kara Bintan merupakan akhir dari peradaban Sultan Mahmud Malaka.
Bahkan sejumlah nama seperti Hang Tuah dan Hang Jebat maupun Hang Nadim bahkan
yang terdahulu Laksamana Bintan disebut-sebut sebagai keturunan sultan dari
Pulau Bintan.
Selain itu ada Salah satunya makam keramat yang berada di RT
05/RW 03 Bukit Batu Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan ini menjadi bukti
kerajaan melayu. Makam Bukit Batu ini terdapat 7 makam putri, namun yang dapat
kita lihat dengan mata biasa hanyalah enam. Satu makam tersebut hanya dapat dilihat oleh orang yang mempunyai
mata batin. Dan memang belum ada seorang pun warga sal Bukit Batu dapat melihat makam tersebut.
Makam keramat ini diketahui bernama Makam Datuk Wan Pok atau Wan empuk Makam
Wan Melani, Makam Permaisuri Bintan, Makam Dang Sri Beni, Makam Tok Telani dan Makam
Tok Kelaun (Hile) Menurut catatan sejarah Wan Pok (Wan Empuk, Wan Malini adalah
dua orang perempuan yang berasal dari bukit Siguntang Mahameru Palembang. Mereka
mengikuti suaminya Nila Pahlawan dan Krisna Pendeta, kerabat Sang Sapurba dan
Demang Lebar Daun.
Mereka itu adalah kelompok penguasa dari kerajaan Sriwijaya
yang hijrah ke Bintan pada kurun waktu abad ke 12 M. Tok Telani adalah putra
Demang Lebar Daun yang memangku jabatan di Bintan, setelah Raja Bintan membuka
negeri baru di Tumasek. Sementara itu, nama tokoh Wan Sri Beni adalah putrid
yang berasal dari Pulau Bintan yang kawin dengan Sang Nila Utama putra Sang
Sapurba yang dijadikan raja di Bintan. Sang Nila Utama kemudian membuka negeri
Tumasek dan bergelar Sri Tri Buana yang mempunyai makna cahaya tiga benua yang
dimaksudkan tiga benua adalah Palembang, Bintan dan Tumasek.
Kemudian bundanya
adalah seorang Raja perempuan atau permaisuri yang pernah memerintah di Pulau
Bintan, sebelum kedatangan pangeran dari Sriwijaya. Tok Hile atau Datok Hilir
adalah kerabat dekat permaisuri Raja Bintan yang membantu Raja Perempuan itu
menjalankan pemerintahannya.
Di daerah makam tersebut hingga saat ini masih
sering dilakukan upacara atau ziarah yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan
sering pula diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat dari luar daerah Bintan
bahkan hingga dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura yang ritun
berkunjung menziarahi makam tersebut. Bahkan pada setiap tanggal 27 rajab,
bersamaan dengan peringatan hari isra’ mi’raj masyarakat Bintan
menyelenggarakan upacara selamatan yang dipusatkan di komplek makam Bukit Batu.
Makam tersebut memiliki ukuran panjang dan lebar 12 meter sedangkan tingginya
1,5 meter. di makam ini ada juru kunci yang menjaga makam tersebut, bernama Atan. Menurut keterangan juru kunci
ini, makam bukit Batu ini sering didatangi pengunjung dengan berbagai macam
permintaan. Dari permintaan baik maupun tidak baik. Anehnya lagi permintaan ini
sering dikabulkan. “Semua itu tergantung kepada kepercayaan kita masing-masing,
Pengunjung yang meminta-minta datang dari berbagai daerah, tidak hanya orang
Indonesia,bahkan orang Mancanegara, pengunjung yang datang malam-malam saya
kira kedatangannya pun untuk meminta sesuatu,” ujarnya.
Menurut cerita Atan,
Setiap tanggal 27 Rajab tanggal sering diadakan acara yang sudah menjadi tradisi
masyarakat di Bukit Batu. Biasanya acara tersebut dalam bentuk wujud syukur dan sekaligus mengikat tali silaturahmi. Setiap warga yang datang ke makam ini membawa satu piring pulut kuning "Hal
ini dilakukan atas wujud syukur dan mengikat tali silaturahmi sesama warga
Bukit Batu.
Ada membawa satu biji telur dan satu piring pulut kuning,"
cerita Atan. Acara yang dilakukan tiap tahun itu tidak hanya diikuti warga
Bukit Batu, Namun kegiatan ini kerap diikuti warga Mancanegara Pun yang datang Bintan.
Sumber : kompasiana
No comments:
Post a Comment