Wisata Sejarah Tanjungpinang
Tanjungpinang kota bersejarah. Kota ini pernah menjadi pusat
pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, Pernah menjadi ibukota Provinsi Riau
sebelum dipindahkan ke Pekanbaru, dan setelah itu menjadi ibukota Kabupaten
Riau Kepulauan, dan kini menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Riau.
Tanjungpinang juga merupakan tempat asalnya bahasa Indonesia
yang cikal bakalnya berasal dari bahasa Melayu di pulau Penyengat.
Tanjungpinang memang layak dijadikan kota tujuan wisata
sejarah, religi dan budaya. Jejak-jejak sejarah dan kebudayaan Melayu, tersebar
di beberapa tempat di kota ini. Antara lain, Monumen Raja Haji Fisabilillah,
Mesjid Raya Sultan Riau, Komplek Makam Engku Putri Hamidah, Komplek Makam Raja
Haji Fisabilillah, Komplek Makam Raja Ja'afar, Istana Raja Ali, Makam Raja
Abdulrahman, Benteng Pertahanan Bukit Kursi, Makam Daeng Marewah, Makam Daeng
Celak, Komplek makam Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dan Situs istana kota Raja
atau Kota Lama.
Kota Tanjungpinang tanggal 6 Januari 2018 sudah berusia 234
tahun. Hari jadi Tanjungpinang ini, diperingati dari peristiwa bersejarah dan
heroik, saat pasukan Raja Haji Fisabillillah, melawan Belanda. Dengan catatan
sejarah yang kaya dan panjang, Tanjungpinang layak menjadi kota tujuan wisata
sejarah. Sebab, di ulu Riau atau Sungai Carang inilah nama Riau bermula.
Jejak Sejarah Sungai Carang mulai ditoreh tiga abad silam
antara tahun 1672 hingga 1784. Sungai Carang dan Hulu Riau, Tanjung-pinang,
adalah ‘jantung’ sejarah dan menjadi pusat emporium dagang dan kejayaan
Melayu. Dalam hikayat negeri Johor,
Laksamana Johor Tun Abdul Jamil membangun sebuah negeri setelah ditititahkan
oleh Sultan Abdul Jalil Syah, Sultan Johor (1623-1677) yang bersemayam di
Pahang, untuk membuat sebuah negeri di Pulau Bintan.Negeri baru yang terletak
di Sungai Carang Pulau Bintan itulah yang disebut Riau.
Laksamana Tun Abdul Jamil tidak hanya berhasil membangun
kelengkapan untuk menjadikannya benteng pertahanan dengan kelengkapan kapal
perang, tapi juga bandar dagang dan ibukota baru Kerajaan Johor pewaris
kebesaran Melaka.
Jejak-jejak sejarah itu tersebar sejak dari Sungai Baharu,
Kota Lama, Kota Piring, Sungai Timun, Batangan, Kampung Melayu, Sungai Payung,
Bukit Galang, Sungai Galang, Pulau Biram Dewa atau Kota Piring, Sungai Pulai,
Tanjung Unggat, Anak Kuda Pasir, Sungai Terusan atau Terusan Riau, Pulau Bayan,
Kampung Bugis, hingga ke Tanjungpinang, Tanjung Buntung, Teluk Keriting
Senggrang, dan Pulau Penyengat yang terletak di muaranya. Selain itu, aliran
sejarah yang menghilir dari Sungai Carang itu sesungghnya juga telah
menciptakan Tanjungpinang.
Sejak tiga abad silam, Sungai Carang di Hulu Riau serta
Tanjungpinang, tidak hanya berperan sebagai pusat emporium dagang, tapi juga
menjadi tempat istana-istana megah berdiri pada zaman.Yang Dipertuan Muda Daeng
Kemboja membangun istana megah dari batu karang yang ditumbuk bernama
Pangkalanrama di sebelah kiri mudik ke hulu Sungai Riau.
Sebuah peta lama milik Belanda di Tanjungpinang Pulau Bintan
tahun 1880, Figuratieve kaart van de Nederlandsche Bezitting op het Eiland
Bintang yang kini disimpan perpustakaan KITLV di Leiden, Pangkalanrama disebut
juga Oud Riouw of Pangkalangrama, Riau Lama atau Pangkalanrama.
Setelah Yang Dipertuan Muda Riau II, Daeng Kemboja, mangkat
dalam usia 80 tahun pada 1777, maka pangkat itu kemudian diamanahkan kepada
keponakannya, Raja Haji Ibni Daeng Celak Yang Dipertuan Muda Riau III yang
ketika itu berada di Pahang. Dari Pahang, Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau IV
kembali ke Riau di Sungai Carang.
Kembalinya Raja Haji menandai babak baru dalam jejak-jejak
sejarah di Sungai Carang. Sejak saat
itu, Negeri Riau sekali lagi mencapai puncak kemakmurannya sebagai bandar
dagang di Selat Melaka.Raja Haji juga membangun istana dengan sebuah balairung
berdidinding cermin di Pulau Biram Dewa. Istana itu dikelilingi dengan pagar
tembok atau kota dari batu karang ditumbuk yang kemudian ditatah dengan pinggan
dan piring serta berhiaskan bocong pada bagian atasnya. Itulah pangkal mula
Pulau Biram Dewa masyhur dengan sebutan
Kota Piring.***
Sumber :wisatabatam
No comments:
Post a Comment