Peninggalan Kerajaan Nan Sarunai
(Dayak Maanyan)
Kerajaan Nan Sarunai
adalah pemerintahan purba yang muncul dan berkembang di wilayah yang sekarang
termasuk dalam daerah administratif Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kerajaan Nan Sarunai merupakan bagian awal dari riwayat
panjang Kesultanan Banjar, salah satu pemerintahan kerajaan terbesar yang
pernah ada di Kalimantan Selatan. Kerajaan Nan Sarunai terkait erat dengan
kehidupan orang-orang Suku Dayak Maanyan, salah satu sub Suku Dayak tertua di
tanah Borneo. Karena Suku Dayak Maanyan merupakan pendiri Kerajaan Nan Sarunai.
Di tulisan ini sangkay city blog mengambil tulisan Sutopo
Ukip. yang ada pada blog dengan link
http://bahasamaanyan.blogspot.co.id/2010/08/peninggalan-purbakala-maanyan-atau.html
Berikut bukti-bukti peninggalan Sejarah Kerajaan Nan Sarunai
(Dayak Maanyan) :
1. Di Kota
Banjarmasin terdapat peninggalan purbakala orang Ma'anyan :
a. Sebuah tonggak
kayu yang dinamakan "Hujung Panti", gunanya ialah tempat orang
Ma'anyan kuno memandikan anak untuk pertama kalinya disungai yang disebut Mubur
Walenon. Tonggak kayu itu dipakai hingga abad ke-14, terletak disebelah barat
laut kota Banjarmasin.
b. Di km 3, masuk
sejauh 800 m kekiri jalan arah ke Kota Martapura, terdapat sebuah tempat
dinamakan Pangambangan. Pada daerah seluas 1 ha, terdapat permukaan tanah yang
bersih, karena tidak terdapat satupun pepohonan yang bisa tumbuh. Diduga
disitulah tempat pemukiman orang Ma'anyan yang pertama yang dipercaya oleh
mereka, sebagai bekas bangunan Balai-Adat hingga abad ke-16.
2. Kebun
buah-buahan yang dinamakan Pulau Banyar Kayutangi, tempat pemukiman orang
Ma'anyan hingga awal abad ke-16. Disini masih terdapat tiang-tiang bekas rumah
kuno, terbuat dari kayu besi yang masih tersisa sampai sekarang, terletak 24 km
dari Kota Banjarmasin ke arah lapangan terbang Syamsuddin Noor.
3. Tempat ditemukan
Balontang dan makam kuno dari kayu besi terletak di Liang Anggang. Balontang
dalam adat orang Ma'anyan adalah sebagai simbolis arwah orang sudah meninggal
yang diadakan pesta adat secara sempurna.
4. Gunung Paramaton
atau Gunung Madu_manyan, tempat penyimpanan pusaka kerajaan Nansarunai, sesudah
dapat dirampas kembali dari Tanjung Negara, atau Banjarmasin pada tahun 1362.
5. Di Kota
Martapura terdapat Balontang dan sumur kuno yang dinamakan Sumur Pahit,
peninggalan orang Ma'anyan hingga abad ke-14. Sewaktu penggalian saluran
pengairan dari Waduk Riam Kanan ke arah Banjar Baru terdapat kuburan kuno orang
Ma'anyan yang dipakai hingga abad ke-16.
6. Disuatu tempat
didaerah Burung-Lapas; di km 24 dari Martapura ke arah Rantau, 150 m kanan
jalan antara Martapura dan Binuang terdapat sebuah gua dan tanah yang sedikit
ditumbuhi pepohonan. Diduga tempat itu adalah bekas pemukiman yang disebut
Nansarunai hingga abad ke-13, dan belum mengenal pemerintahan raja. Sesudah
Nansarunai dipindahkan ke Banua Lawas baru timbul pemerintahan dalam bentuk
kerajaan serta lahirnya hukum adat yang dipakai oleh orang Ma'anyan hingga
sekarang.
7. Daerah yang
dinamakan pulau Kadap, yaitu tempat pemusatan prajurit-prajurit Nansarunai,
sebelum perang Nansarunai kedua tahun 1362.
8. Di daerah
Margasari, terdapat candai Laras tempat pemujaan agama Hindu Syiwa, dari
kerajaan Daha dari abad ke-14, hingga abad ke-16. Disini terdapat juga sebuah
patung batu, berupa ujud kepala babi sebagai prasasti yang dibuat oleh orang
Ma'anyan tahun 1362.
9. Kota Negara,
adalah tempat pemukiman bekas prajurit-prajurit Majapahit, terdiri dari orang
Majaphit sendiri, orang Madura, orang Bugis dan orang-orang Nansarunai, setelah
selesai perang Desember 1362, disini terdapat :
a. Para pandai besi
yang ahli dalam pembuatan kapal-kapal serta peralatan rumah tangga lainnya.
b. Para ahli
pembuat tembikar, kenong, gamelan dan gelang untuk tarian wadian Bawo dan
wadian Dadas. Khusus untuk gamelan mereka buat memakai lima nada, yaitu do, re,
mi sol dan la ialah nada-nada yang dipakai oleh orang Ma'anyan dalam musik.
c. Terdapat sebuah
sumur kuno yang airnya berwarna merah, sebagai prasasti peristiwa perang
Desember 1362.
10. Di kota
Amuntai, terdapat candi Agung yaitu tempat pemujaan agama Hindu Syiwa pada abad
ke-14 hingga abad ke-16 dan Tambak Wasi, yaitu tempat pembakaran mayat para
prajurit korban perang Nansarunai pertama tahun 1358.
11. Bertempat di
Banyu Hirang, diselatan kecamatan Danau Panggang terdapat :
a. Beberapa kuburan
massal yang dinamakan Tambak yaitu tempat penguburan para prajurit Nansarunai
dan Majapahit korban perang Desember 1362.
b. Pada tahun 1953,
pernah ditemukan oleh penjala ikan yang bernama Abdullah Wahab sebuah tiang
kapal tertimbun lumpur sedalam sekitar 1 m dari permukaan air. Jalannya
tersangkut pada tiang kapal yang belum dia ketahui sejarahnya. Tempat ia
menjala ikan tersebut yaitu sebuah danau yang dinamakan Telaga Silaba, di
selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
12. Di Pasar Arba
atau Banua Lawas, adalah tempat kerajaan Nansarunai dari tahun 1309-1358,
disini terdapat peninggalan kuno antara lain :
a. Makam Raja Raden
Anyan atau terkenal dalam sejarah tulisan orang Maanyan mereka sebut Am'mah
Jarang. Terletak dibelakang masjid tua Banua Lawas.Sumur Tua tempat Raden Anyan
gugur ditumbak oleh Laksamana Nala tertutup lantai mesjid.
b. Pohon Kamboja
besar-besar, sebanyak tujuh pohon, terletak di belakang mesjid tua tersebut,
sebagai peringatan moksanya tujuh orang putera Raden Anyan yaitu; Jarang,
Idong, Pan'ning, Engko, Engkai, Liban dan Bangkas.
c. Terdapat sebuah
sumur tua sekitar 1 km arah barat kota kecamatan Banua Lawas yang disebut Sumur
Am'mah Jarang, nama kecil Raja Raden Anyan,digunakan khusus bagi anggota
keluarga kerajaan Nansarunai.
d. Kain Sindai yang
terdapat didalam mesjid tua itu juga berasal dari tenunan India yang dibeli
ketika perdagangan masih berlangsung dari Kalimantan Selatan hingga pulau
Madagaskar dilepas pantai timur benua Afrika.
e. Benda kuno
lainnya seperti piring celedon, gong, kenong, guci tempat pengawetan daging
cara tradisional Maanyan yang disebut Wadi, gendang panjang yang dinamakan
katammu'ng sudah diamankan oleh pihak kebudayaan setempat.
f. Di halaman
masjid tua tersebut terdapat dua buah tempayan kuno yang dipakai untuk
keperluan menyimpan air wudhu.
g. Terdapat sebuah
Lewu Hiyang disebelah kanan serambi depan masjid. Lewu Hiyang tempat menaruh
sesajen kepada roh para leluhur sewaktu pesta adat bontang.
13. Di danau
Maunna'n adalah tempat penyimpanan pusaka kerajaan Nansarunai, berupa tiang
sokoguru balai adat yang terbuat dari emas, patung emas berbentuk anak
laki-laki dan perempuan yang sedang menari yang masing-masing bernama amas
Bakukanrik amas Bakukanrau serta sebuah lesung emas. Terdapat pula sebuah
prasasti dari kayu besi sebagai tanda atau peringatan penggabungan agama Hindu
Syiwa dan kepercayaan terhadap roh nenek moyang orang Maanyan.
14. Di sungai Banyu
Landas dekat Pasar Panas, terdapat sebuah perahu kuno yang belum jelas siapa
pemiliknya, apakah kepunyaan orang Nansarunai atau kepunyaan orang Majapahit
15. Di Desa Bagok
atau yang dahulu disebut Hadiwalang terdapat barang-barang kuno dari bahan
pecah belah dibawa oleh pangeran Panni'ngatau Patih Raja Muda ketika selesai
perang Nansarunai.
16. Di Desa
Jangkung terdapat barang kuno yang dibawa oleh Uria Pulang Giwa pada tahun
1358. Di desa ini terdapat banyak Balontang yang menandakan bahwa di desa ini
dahulu pernah menjadi pemukiman orang Maanyan yang disebut dengan Maanyan
Jangkung.
17. Dahulu
dikampung Bentot, yang dahulu dinamakan Kayunringan terdapat sebuah perahu kuno
yang dinamakan oleh penduduk setempat adalah perahu Nahkoda Jamuhala. Jamuhala
adalah nahkoda kapal dagang Nansarunai yang gugur dalam perang Nansarunai
pertama tahun 1358. Perahu tersebut diduga dapat meloloskan diri dari
peperangan hingga terdampar dihulu sungai Patangkep.
18. Di Desa Ja'ar
terdapat beberapa buah peninggalan kuno antara lain :
a. Sebuah perahu
kuno yang terletak dihutan Mabeje, sekitar 4 km arah timur laut desa Ja'ar.
Perahu kuno tersebut oleh penduduk Ja'ar dikatakan adalah kepunyaan saudagar
Keling dari Majapahit yang menjual piring celedon, mangkok, boli-boli, dapur
dari tembikar, tempat menanak nasi dari tembikar yang dinamakan oleh penduduk
Kabali dan tempat menanak sayur, juga dari tembikar yang dinamakan Janga.
Perahu itu kandas ketika terjadi gempa tektonik pada tahun 1379, yaitu 21 tahun
sesudah perang Nansarunai pertama, tahun 1358.
b. Terdapat sebuah
batu besi yang dinamakan oleh penduduk Sangar-Jatang, kemungkinan adalah
dupikat Wato-sekelika dari Madagaskar.
c. Terdapat makam
Puteri Mayang Sari yang dikeramatkan oleh penduduk karena puteri tersebut
adalah puteri tunggal Sultan Suriansyah atau Raja Mata Habang atau Panembahan
Batu Habang yang ditugaskan oleh sultan untuk menjadi penguasa didaerah orang
Maanyan.
19. Pada tahun
1987, di desa Haringen 3 km utara Tamianglayang, telah ditemukan barang-barang
kuno berupa tembikar dan barang pecah belah lainnya yang merupakan warisan dari
kerajaan Nansarunai yang dibawa oleh Patih Raja Panantang.
20. Di Sungai
Murutowo, terdapat sebuah perahu kuno yang dikatakan oleh penduduk setempat
perahu Nahkoda Jamuhala.
21. Di Desa Dayu
terdapat sebuah gong besar yang dikatakan oleh penduduk setempat adalah
peninggalan Puteri Junjung Buih ketika puteri tersebut datang untuk memberi
petuah tentang adat untuk duka cita dan adat untuk suka cita pada masyarakat
Kampung Sepuluh, dan Banua Lima pada pertengahan abad ke-16. Menurut legenda asal
Puteri Junjung Buih timbul dari pusaran air di Tanjung Marabahan berupa anak
perempuan kecil didalam perut dua gong yang ditangkupkan.
22. Dahulu sungai
Ayuh terdapat tempat penyimpanan batangan emas kepunyaan kerajaan Nansarunai.
23. Di sungai Mukut
dekat desa Jangkang 6 km arah timur Muarateweh terdapat sebuah perahu kuno
terbuat dari tembaga lebar 40 cm dan panjang 100 m. Perahu tersebut kepunyaan
pedagang cina yang salah masuk ketika menuju ke Nansarunai pada abad ke-14.
24. Dahulu sungai
Toto atau Tabalong Kiwa terdapat sebuah perahu kuno disuatu tempat yang disebut
penduduk setempat Man. Tempat itu adalah persembunyian Pangeran Jarang dan
Idong sewaktu perang 1358.
Demikian ! Bagi yang membaca tulisan ini, kiranya bisa
berkomentar dan mengkonfirmasi tentang peninggalan-peninggalan kerajaan nan
sarunai, terima kasih atas kunjungan nya!
Baca juga : Tentang Suku Dayak Maanyan
Tabe, salam Sangkay City Blog.
Sumber :
No comments:
Post a Comment