Saturday, 12 December 2015

NAMA RAJA DAN KESULTANAN KERAJAAN SIAK

Siapa yang bilang cerita kerajaan siak adalah cerita dongeng …! cerita kerajaan siak itu benar-benar terjadi karma peningalan nya masih ada sampai sekarang

SULTAN ABDUL JALIL ALAMUDDIN SYAH
(1766 - 1780 M).

Setelah Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syali menyerahkan tahta kerajaan kepada beliau, maka naiklah beliau sebagai Sultan bergelar SULTAN ALAMUDDIN SYAH
Kepada Belanda yang telah di berikan janji dahulu diberikannya kesempatan untuk melakukan perdagangan di daerah ini secara bebas dengan demikian makin besarlah pengaruh Belanda, yang merasa mendapat angin dari Sultan. Beberapa tahun kemudian, Sultan Alamuddin ini merasa sedih melihat. kerakusan Belanda. Kesedihan-itu kian bertambah demi Sultan teringat kepada keponakannya Sultan Jalaludin yang membawa dirinya, se-perti dahulu pernah dilakukannya pada peristiwa perselisihannya dengan saudaranya di Buantan.

Karena beliau terkenal sebagai seorang Sultan yang alim dan taat, maka kesedihan itu dipendamnya jauh-jauh di sudut hatinya. Tetapi sejak terlihat di hatinya, untuk kelak mencari seorang menantu yang bukan berasal dari keluarganya, tetapi dari keturunan Nabi Besar Muhammad s.a.w. Hal ini merupakan niat beliau, terutama dalam hubungannya dengan rasa keagamaan beliau yang dalam itu untuk menghilangkan duka hatinya, maka sekitar tahun 1767M beliau memindahkan ibu kerajaannya dari Mempura Siak ke Senapelan (Pekan baru sekarang). 

Dan beberapa tahun kemudian terkabullah niat beliau untuk mengawinkan putrinya TENGKU EMBUNG BADARIAH dengan seorang bangsawan Arab ketururan Nabi Besar Muhammad saw. Bernama SAYED SYARIF OSMAN IBNU SYARIF ABDUL RAKHMAN SYHABUDDIN .

Harituanya beliau habiskan dengan beramal ibadah sampai beliau mangkat tahun 1780 M di gelar marhum bukit dan dimakam kan di depan masjid raya pecan baru sekarang beliau menningalkan putra –putra bernama
TENGKU MUHAMMAD ALI bergelar TENGKU PANGLIMA BESAR, TENGKU EMBUNG BADARIAH, TENGKU AKIL,  TENGKU HAWI  DAN TENGKU OSMAN.

Setelah beliau mangkat tahta digantikan oleh putranya TENGKU PANGLIMA BESAR MUHAMMAD ALI .

Catatan:

Sebelum di lanjutkan catatan tentang sultan-sultan selanjutnya ,perlu pula di catat tentang sayed syarif osman ibnu sayed syarif abdul rakhman suami Tengku Embung Badariah binti Sultan abdul Jalil Alamuddin Syah marhum Bukit. Hal ini penting, mengingat bahwa Sayed Osman inilah yang menjadi perintis dari perluasan kerajaan Siak yang menaklukan 12 daerah jajahannya sampai ke Temiang Aceh dan lain-lainnya itu. Bahkan beliau inilah pula yang pertama-tama melakukan penaklukan-penaklukan itu, yang kemudian diteruskan oleh putera-puteranya. Beliau pulalah yang mula-mula meletakkan pentingnya armada pendagangan disamping armada angkatan laut yang kuat.

Beliau juga yang meletakkan dasar-dasar pentingnya hubungan ekonomi dengan daerah - daerah lain. Dan dalam usaha beliaulah putera-puteranya kelak merupakan Sultan-sultan yang gagah perkasa, yang memperluas kerajaan serta mengamankan perairan Selat Melaka dari gangguan bajak laut dan lanun. 

Disamping itu, sejak perkawinan inilah Sultan-sultan Siak selanjutnya memakai gelar Sayed dan Syarif, serta gelar Syarifah bagi kaum wanita. Jika seorang Sultan atau keturunannya kawi dengan wanita yang bukan Syarifah, puteranya di beri gelar tengku. Jika kawin dengan Syarifah digelar Tengku sayed. Dan Jika seorang Arab yang kawin (Arab Ini yang bukan Sayed) dengan siapa saja anaknya digelar Wan. Jika laki-laki Tengku atau Tengku Sayed dibolehkan kawin dengan siapa saja tetapi kaum wanitanya harus kawin menurut tingkatnya. seorang wanita turun an Tengku, Sayed tidak boleh kawin. dengan yang tidak sederajat.

Didalam siislah keturunan Sultan - sultan Siak, sil-silah Bayed

Osman ini tercatat sebagai berikut :

Sayed Syarif Osman Ibnu Sayed Syarif Abdurakhman bin Said bin Alle bin Muhammad bin Hasan bin Umar bin Hasan bin Saidina Syekh All bin Ablbakar Asysyu kran bin Abdurakhman bin Muhammad Mauladd'awllah bin Alle bin Alwi bin Muhammad al Faqlh bin Alle bin Muhammad Syahlbul Murbad bin Alwl bin Muham mad bin Syekh Alwi bin Ubaldillah bin Ahmad Al Muha j'lr bin Isa An Naqlb bin Muhamma.d bin Jaaf'ar Assyadlk bin Muhammad Al B'aqlr bin All Zainal Abldin bin Hu- sen bliitl Fatirnati-J Zahra binti Muhammad a.a.w. bin Ab.iul.th bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Ma- naf bin Qusyai bin Hakim bin Marrah bin Qaab bin Laul bin Khallb bin. FUr kin M^lfk bin Nadhar bin Kinanah bin Quzalmah bin Ilyaa bii-i. Mudhar bin Nizar bin Ma-ad bin. Adnan dan seterusnya.

Pada masa Sayed Syarif Osman inilah agama Islam kian maju dan berkembang dengan pesatnya didaerah ini. Karena beliau disamping seorang panglima dimedan perang, juga seorang ahli agama. Walaupun beliau tidak menjadi Sultan , Kerajaan ini, tetapi putera dan keturunan bellaulah yang kelak menjadi Sultan – sultan kerajaan Ini sampai terakhir. Dan selama beliau hidup dikerajaan Ini, terus menerus dilakukannya penaklukan-penaklukan terhadap daerah-daerah disekitar kerajaan ini antaranya penyerangan ke Bilah dan Panal, ke Batu rara dan kepahlawanan.

Beliau mangkat dalam penyerangan ke batu bara dan mangkat di baharat di gelar MARHUM BARAT kemudian jenazah beliau oleh iparnya di pindahkan ke pekan baru ,di kebumikan di depan masjid raya pecan baru bersama mertuanya dan istrinya.

Sultan ke enam

SULTAN YAHYA ABDUL JALIL MUZAFFAR SYAH
(1782-1784 M)


Sesudah sultan muhamad ali mangkat maka di angkatlah tengku yahya,putra sultan puta ismail abdul jalil jalaluddin syah dengan gelar sultan yahya abdul jalil muzaffar syah.beberapa waktu setelah di lantik beliau memindahkan ibu kerajaan dari pekan baru ke mempura. Sultan yang memerintah hanya kurang lebuh dua tahun ini tak banyak tercatat tentang kegiatannya dalam tahun 1784M beliau pergi ke semenajung melayu ke sebuah tempat yang bernama dugun menurut wayat kepergian beliau adalah untuk menziarahi makam nenek moyang beliau yang ada di Melaka dan Johor Tetapi sesampainya beliau dl Dungun, beliau mangkat,yang kemudian digelar MARHUM MANGKA DI DUNGUN


Sumber : rimancollection


No comments:

Post a Comment