Siapa yang bilang cerita kerajaan siak adalah cerita dongeng
…! cerita kerajaan siak itu benar-benar terjadi karma peningalan nya masih ada
sampai sekarang
SULTAN ABDUL JALIL ALAMUDDIN SYAH
(1766 - 1780 M).
Setelah Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syali menyerahkan
tahta kerajaan kepada beliau, maka naiklah beliau sebagai Sultan
bergelar SULTAN ALAMUDDIN SYAH
Kepada Belanda yang telah di berikan janji dahulu
diberikannya kesempatan untuk melakukan perdagangan di daerah ini secara
bebas dengan demikian makin besarlah pengaruh Belanda, yang merasa mendapat
angin dari Sultan. Beberapa tahun kemudian, Sultan Alamuddin ini merasa sedih
melihat. kerakusan Belanda. Kesedihan-itu kian bertambah demi Sultan teringat
kepada keponakannya Sultan Jalaludin yang membawa dirinya, se-perti dahulu
pernah dilakukannya pada peristiwa perselisihannya dengan saudaranya di
Buantan.
Karena beliau terkenal sebagai seorang Sultan yang alim
dan taat, maka kesedihan itu dipendamnya jauh-jauh di sudut hatinya. Tetapi sejak
terlihat di hatinya, untuk kelak mencari seorang menantu yang bukan berasal
dari keluarganya, tetapi dari keturunan Nabi Besar Muhammad s.a.w. Hal ini
merupakan niat beliau, terutama dalam hubungannya dengan rasa keagamaan
beliau yang dalam itu untuk menghilangkan duka hatinya, maka sekitar tahun 1767M beliau memindahkan ibu kerajaannya dari Mempura Siak ke Senapelan (Pekan baru sekarang).
Dan beberapa
tahun kemudian terkabullah niat beliau untuk mengawinkan putrinya TENGKU EMBUNG
BADARIAH dengan seorang bangsawan Arab ketururan Nabi Besar Muhammad saw.
Bernama SAYED SYARIF OSMAN IBNU SYARIF ABDUL RAKHMAN SYHABUDDIN .
Harituanya beliau habiskan dengan beramal ibadah sampai
beliau mangkat tahun 1780 M di gelar marhum bukit dan dimakam kan di depan
masjid raya pecan baru sekarang beliau menningalkan putra –putra bernama
TENGKU MUHAMMAD ALI bergelar TENGKU PANGLIMA BESAR, TENGKU EMBUNG
BADARIAH, TENGKU AKIL, TENGKU HAWI DAN TENGKU OSMAN.
Setelah beliau mangkat tahta digantikan oleh putranya
TENGKU PANGLIMA BESAR MUHAMMAD ALI .
Catatan:
Sebelum di lanjutkan catatan tentang sultan-sultan
selanjutnya ,perlu pula di catat tentang sayed syarif osman ibnu sayed syarif
abdul rakhman suami Tengku Embung Badariah binti Sultan abdul Jalil Alamuddin
Syah marhum Bukit. Hal ini penting, mengingat bahwa Sayed Osman inilah yang
menjadi perintis dari perluasan kerajaan Siak yang menaklukan 12 daerah
jajahannya sampai ke Temiang Aceh dan lain-lainnya itu. Bahkan beliau inilah
pula yang pertama-tama melakukan penaklukan-penaklukan itu, yang kemudian
diteruskan oleh putera-puteranya. Beliau pulalah yang mula-mula meletakkan
pentingnya armada pendagangan disamping armada angkatan laut yang kuat.
Beliau juga yang meletakkan dasar-dasar pentingnya hubungan ekonomi dengan daerah - daerah lain. Dan dalam usaha
beliaulah putera-puteranya kelak merupakan Sultan-sultan yang gagah perkasa,
yang memperluas kerajaan serta mengamankan perairan Selat Melaka dari gangguan
bajak laut dan lanun.
Disamping itu, sejak perkawinan inilah Sultan-sultan Siak selanjutnya memakai
gelar Sayed dan Syarif, serta gelar Syarifah bagi kaum wanita. Jika seorang
Sultan atau keturunannya kawi dengan wanita yang bukan Syarifah, puteranya di
beri gelar tengku. Jika kawin dengan Syarifah digelar Tengku sayed. Dan Jika
seorang Arab yang kawin (Arab Ini yang bukan Sayed) dengan siapa saja anaknya
digelar Wan. Jika laki-laki Tengku atau Tengku Sayed dibolehkan kawin dengan
siapa saja tetapi kaum wanitanya harus kawin menurut tingkatnya. seorang
wanita turun an Tengku, Sayed tidak boleh kawin. dengan yang tidak sederajat.
Didalam siislah keturunan Sultan - sultan Siak, sil-silah
Bayed
Osman ini tercatat sebagai berikut :
Sayed Syarif Osman Ibnu Sayed Syarif Abdurakhman bin Said
bin Alle bin Muhammad bin Hasan bin Umar bin Hasan bin Saidina Syekh All bin
Ablbakar Asysyu kran bin Abdurakhman bin Muhammad Mauladd'awllah bin Alle bin
Alwi bin Muhammad al Faqlh bin Alle bin Muhammad Syahlbul Murbad bin Alwl bin
Muham mad bin Syekh Alwi bin Ubaldillah bin Ahmad Al Muha j'lr bin Isa An Naqlb
bin Muhamma.d bin Jaaf'ar Assyadlk bin Muhammad Al B'aqlr bin All Zainal Abldin
bin Hu- sen bliitl Fatirnati-J Zahra binti Muhammad a.a.w. bin Ab.iul.th bin
Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Ma- naf bin Qusyai bin Hakim bin Marrah bin
Qaab bin Laul bin Khallb bin. FUr kin M^lfk bin Nadhar bin Kinanah bin
Quzalmah bin Ilyaa bii-i. Mudhar bin Nizar bin Ma-ad bin. Adnan dan seterusnya.
Pada masa Sayed Syarif Osman inilah agama Islam kian maju
dan berkembang dengan pesatnya didaerah ini. Karena beliau disamping seorang
panglima dimedan perang, juga seorang ahli agama. Walaupun beliau tidak menjadi
Sultan , Kerajaan ini, tetapi putera dan keturunan bellaulah yang kelak menjadi
Sultan – sultan kerajaan Ini sampai terakhir. Dan selama beliau hidup
dikerajaan Ini, terus menerus dilakukannya penaklukan-penaklukan terhadap
daerah-daerah disekitar kerajaan ini antaranya penyerangan ke Bilah dan Panal,
ke Batu rara dan kepahlawanan.
Beliau mangkat dalam penyerangan ke batu bara dan mangkat di
baharat di gelar MARHUM BARAT kemudian jenazah beliau oleh iparnya di
pindahkan ke pekan baru ,di kebumikan di depan masjid raya pecan baru bersama
mertuanya dan istrinya.
Sultan ke enam
SULTAN YAHYA ABDUL JALIL MUZAFFAR SYAH
(1782-1784 M)
Sesudah sultan muhamad ali mangkat maka di angkatlah tengku
yahya,putra sultan puta ismail abdul jalil jalaluddin syah dengan gelar sultan
yahya abdul jalil muzaffar syah.beberapa waktu setelah di lantik beliau
memindahkan ibu kerajaan dari pekan baru ke mempura. Sultan yang memerintah
hanya kurang lebuh dua tahun ini tak banyak tercatat tentang kegiatannya dalam tahun 1784M beliau pergi ke semenajung melayu ke sebuah tempat yang
bernama dugun menurut wayat kepergian beliau adalah untuk menziarahi makam nenek
moyang beliau yang ada di Melaka dan Johor Tetapi sesampainya beliau dl Dungun,
beliau mangkat,yang kemudian digelar MARHUM MANGKA DI DUNGUN
Sumber : rimancollection
No comments:
Post a Comment