Saturday, 18 February 2017

Asal Usul Suku Dayak Kayan

Asal Usul Suku Dayak Kayan

Suku Dayak Kayan, adalah penduduk asli pulau Kalimantan yang mendiami wilayah sebelah Timur Laut Kalimantan. Istilah "dayak" ditujukan untuk seluruh penduduk asli Kalimantan. Suku Dayak Kayan lebih sering menyebut diri mereka sebagai "Orang Ulu", sedangkan bagi mereka sendiri, istilah "dayak" ditujukan kepada kelompok etnis lain seperti Orang Iban dan Orang Bidayuh. 

Populasi suku Dayak Kayan diperkirakan lebih dari 30,000 orang yang tersebar di 2 negara, di Indonesia berada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat hingga ke Sarawak Malaysia. Suku Dayak Kayan sering juga disebut sebagai suku Dayak Apo Kayan.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sejarah dan antropologi, bahwa suku Dayak Kayan dan suku Dayak Kenyah termasuk suku dayak tertua di Kalimantan, yang telah menghuni pulau Kalimantan sejak ribuan tahun Sebelum Masehi, yang diduga bermigrasi dari daerah selatan Cina atau mungkin dari Formosa.

Ada satu cerita dalam masyarakat suku Dayak Kayan, dikatakan bahwa dahulu seorang raja bernama Raja Akalura bersama pengikutnya datang dari Tiongkok menaiki 2 buah kapal menuju Kalimantan. Di perjalanan kelompok mereka terpisah. Kelompok pertama mendarat di Brunei, inilah yang menjadi orang Dayak Kayan, sementara kelompok satu lagi mendarat di cekungan Baram, menetap dan membangun pemukiman, kemudian dikenal sebagai orang Dayak Kenyah. 

Hal inilah mungkin sebab awal banyak ditemukannya persamaan antara suku Dayak Kayan dan suku Dayak Kenyah.

Sedangkan menurut pendapat lain, mengatakan bahwa perjalanan suku Dayak Kayan terjadi dalam 3 gelombang, yaitu:

Gelombang 1 (abad 15): Apo Duat (Mat Murut dan Baram Sungai) dan Usun Apau (Balui dan Tinjar)

Gelombang 2 (abad 16 hingga abad 18): Apau Kayan, Kayan River dan Bahau Sungai

Gelombang 3 (abad 18 hingga abad 20): Malinau, Sesayap, Segah, Kelinjau, Telen, Wehea, Belayan, sungai Mahakam dan Mendalam. Beberapa ke Sarawak (Balui, Tinjar, Baram dan sungai Baleh)

Pada pertengahan abad 17 hingga 19, kelompok Dayak Kayan suka menyerang etnis lain secara brutal, dengan memburu kepala (headhunter) atau ayau kung. Mereka menempati lahan baru dari barat Sarawak sampai ke timur laut Kalimantan, menggusur penduduk setempat dan memberi nama tempat tersebut untuk menandakan kekuasaan mereka. Mereka bahkan terlibat perang dengan suku Suluk, suku Bajau dan suku Dayak Tidung Sabah.

Sedangkan etnis dayak lain yang bermukim di sekitar wilayah Mahakam (Kalimantan) ikut terdesak, seperti suku Dayak Ot Danum, Dayak Bukat, Dayak Penihing, Dayak Punan, Dayak Murut, Dayak Tunjung, Dayak Benuaq dan Dayak Maloh harus mundur ke daerah Barat dan ke wilayah Kalimantan Tengah, untuk menghindar dari kebrutalan suku Kayan. Sedangkan yang bertahan harus tunduk di bawah kekuasaan kelompok Kayan. Di utara Kalimantan Timur, Dayak Burusu (Brusu) dan Dayak Tenggalan terdesak ke pantai Timur Kalimantan setelah perluasan daerah kekuasaan kelompok Kayan. 

Banyaknya jumlah anggota kelompok Kayan yang ahli perang, mobilitas tinggi, dan sumber daya yang kaya, membuat kelompok Kayan berkuasa mutlak di Kalimantan Timur selama 300 tahun. 

Tapi Pemerintah Kolonial Belanda, tidak mengakui mereka sebagai pemerintahan kerajaan tersendiri. Oleh Belanda mereka hanya dianggap sebagai suku primitif karena tidak memiliki wilayah kerajaan yang menetap, dibandingkan dengan Kesultanan Brunei, Kutai, Bulungan, Berau dan Tidung.

Kelompok Kayan Kayan terdiri dari 3 sub suku, yang terbagi menurut bahasa:
Suku Dayak Ga'ay / Mengga'ay,  asal nama berasal dari pedang "gay", kata gay, berarti "mandau" yang digunakan dalam pengayauan (mengayau). Versi lain menyebutkan nama ga'ay, berasal dari bahasa Kenyah Lepo Tau yang menyebut orang-orang ini "ba'ay", yang berarti orang yang tinggal di muara sungai. 

Panjang Glat, Long Huvung Lama dan Keliway. Seloy / Falun Kiya: n dan Ba'un panjang oleh Sungai Kayan. Long Way spt: Long Nah, Melean, dan bentuk panjang oleh mulut Ancalong tersebut. Panjang La'ay Dan Ayan Panjang Sungai Segah.

Suku Dayak Kayan, istilah "kayan", yang berarti "ini adalah tanah kami", mereka hidup kebanyakan di sekitar sungai Baram. Kelompok di Kalimantan Timur, "Suling, Uma Uma Lekwe, Uma 'Tua: n, Uma Wak, Uma' Laran, Uma Lekan dan lain-lain. Kelompok di Kalimantan Barat, Uma 'Aging, Uma Pagung', dan lain-lain. Kelompok di Sarawak, Sungai Balui, Sungai Baram, Sungai Tinjar dan lain-lain. Sebuah kelompok kecil menyebut diri (Kayan) Busang, nama diadopsi sebelum migrasi mereka ke Kayan Apau.

Suku Dayak Bahau, menurut Kenyah, kata berasal dari kata "baw", yang berarti tinggi (dataran), dimana Bahau dulu tinggal di Baram sebelum bermigrasi. Kelompok Bahau: Hwang Tring, Hwang Siraw, Hwang Ana, dan Hwang Boh di Mahakam. Ngorek, Lalu Pua 'Sungai Kayan, dan suku Merap di Malinau.

Ekspansi kelompok Kayan, mempengaruhi banyak kelompok etnis lain yang menjadi Kayanized, seperti suku Dayak Melanau dan suku Dayak Murut. Di Mahakam, terdapat 2 kelompok Kayan, yaitu: suku Dayak Kayan Amoh (Kayan Salah) dan suku Dayak Kayan Laan (Kayan Benar). Suku Dayak Kayan Amoh sebenarnya adalah suku Dayak Murut yang terakhir menyebut diri mereka juga sebagai suku Dayak Kayan.


No comments:

Post a Comment